Friday, December 30, 2011
Cinta ? Percayalah !
Ada yang mengatakan bahwa cinta kepada Tuhan adalah nomer satu dan cinta kepada orang tua adaah nomer dua. Jangan sampai cinta kepada pasangan mengalahkan cinta kepada Tuhan ataupun orang tua.
Saya setujuuu sekali dengan kalimat diatas. Tapi yang saya soroti dari kalimat tersebut, seolah-olah cinta terhadap pasangan itu adalah hal yang tidak serius. Sehingga dianggap skeptis dan musti diabaikan. Saya yakin cinta kepada Tuhan, Sang pemilik kehidupan haruslah nomer satu. Dan cinta kepada Orang Tua nomer dua, tapi saya dengan tegas mengatakan bahwa cinta terhadap pasangan adalah nomer tiga.
Karena dengan pasanganlah nantinya kita akan menyandarkan kehidupan kita, dengan pasanganlah kita akan menjadi perantara terciptanya kehidupan baru (anak), dengan pasanganlah kita bisa memberikan dan menciptakan cinta orang tua kepada anak kita kelak. Dengan pasanganlah kita akan menghabiskan sisa usia kita, dengan pasanganlah kita akan menciptakan pahala-pahala indah.
Kenapa dengan orang tua kita ? Orang tua kita juga adalah insan yang berPASANGAN. Kalau mereka tidak berpasangan, tidak ada diri kita, tidak juga ada CINTA tulus mereka ke kita. Apakah mereka berharap seumur hidup dijadikan fokus utama kehidupan kita ? Tidak ! Orang tua juga pasti pingin kita memiliki pasangan seumur hidup, memiliki kehidupan pribadi sendiri, dan memiliki keturunan sehingga kita bisa merasakan indahnya menjadi orang tua.
Jadi, pikirkanlah jika Cinta kita kepada pasangan adalah hal yang memang harus diperhitungkan. Perhitungkanlah dengan matang. Rasakan dengan hati. Jalani dengan tulus dan penuh Cinta. Percayalah ! Cinta Sejati sepasang kekasih itu ada dan bisa diciptakan kapan saja saat anda percaya dan yakin pada Cinta itu.. :)
Regards,
Gunggek Diah Setyarini
Wednesday, December 14, 2011
The Fate, The Destiny, The Hands of God
Takdir, sebuah kata yang sebenernya terkadang manusia masih belum bisa terima.
Takdir adalah suratan yang sudah dibawa dari lahir oleh setiap makhluk yang terlahir di dunia.
Tidak ada yang bisa merubah takdir. Sedikitpun tidak. Saya tidak setuju ada manusia yang bilang mereka bisa merubah takdir.
Yang benar menurut saya adalah, mereka bisa merubah nasib, tapi sekali lagi, bukan Takdir.
Lahir, Mati, Sehat, Sakit, Miskin, Kaya, memiliki sentuhan nasib dan takdir. Sentuhan nasibnya adalah saat kira berusaha sebaik-baiknya mensyukuri yang kita punya dan mengusahakan yang terbaik untuk kita dan lingkungan sekitar kita. Namun sentuhan takdirnya, tentu saja sudah kita bawa dar awal.
Pasrahkan saja semua misteri kehidupan ini kepada Sang Hyang Widhi, kepada Alam Semesta.. Karena semua ini justru menjadi warna kehidupan yang menarik.
Tanggapi dari sisi positif,
tetap beryukur, tetap semangat. ^_____^
Regards,
Gunggek Diah Setyarini
Takdir adalah suratan yang sudah dibawa dari lahir oleh setiap makhluk yang terlahir di dunia.
Tidak ada yang bisa merubah takdir. Sedikitpun tidak. Saya tidak setuju ada manusia yang bilang mereka bisa merubah takdir.
Yang benar menurut saya adalah, mereka bisa merubah nasib, tapi sekali lagi, bukan Takdir.
Lahir, Mati, Sehat, Sakit, Miskin, Kaya, memiliki sentuhan nasib dan takdir. Sentuhan nasibnya adalah saat kira berusaha sebaik-baiknya mensyukuri yang kita punya dan mengusahakan yang terbaik untuk kita dan lingkungan sekitar kita. Namun sentuhan takdirnya, tentu saja sudah kita bawa dar awal.
Pasrahkan saja semua misteri kehidupan ini kepada Sang Hyang Widhi, kepada Alam Semesta.. Karena semua ini justru menjadi warna kehidupan yang menarik.
Tanggapi dari sisi positif,
tetap beryukur, tetap semangat. ^_____^
Regards,
Gunggek Diah Setyarini
Wednesday, December 7, 2011
Dari Batur dengan Cinta..
Hi hi hi,, ketawa kecil dulu deh sebagai awalan postingan ini, soalnya judulnya itu lhooo.. :)
Baiklah, ini merupakan cerita kami (Saya Gunggek Diah dan kekasih saya, Budi Permadi) yang pada tanggal 30 Oktober lalu mendaki Gunung Batur, berdua. Ehm,, saya ulangi BERDUA, karena memang hanya saya dan Kak Budi, tanpa teman, apalagi pemandu.
Cerita ini diawali dari awal Juli 2011 dimana suatu hari, kami membeli beberapa peralatan mendaki (Kak Budi itu hobi banget mendaki dari SMA-Kuliah) untuk saya. Awalnya sich iseng aja, tapi lama-lama segudang juga yang kami beli (ehm, lebay) nggak segudang sich, tapi lumayan lengkap. Dome, carrier besar, alas tidur, sleeping bag, laser, sandal gunung, hingga topi, slayer dan sampai benar-benar perlengkapan kami sudah sangat komplit untuk pendakian / perkemahan standar (jangan bayangkan kemah di Cartenz Pyramid / tempat yang lebih ekstrim lainnya :)) Selain Kak Budi udah memiliki peralatan lainnya yang juga macho seperti kompor lapangan dan kompor gas lipat (NOTE THAT ! gimana cara ngelipet kompor gas ya ?), 1 set nesting, pisau lipat, kompas, senter, dan peralatan gunung lainnya.
Setelah semua dirasa lengkap, kami mulai mencari kesempatan yang bagus untuk mendaki. Kak Budi punya kepercayaan dan feeling yang sangat tajam tentang mendaki. Katanya, mendaki itu adalah kegiatan yang mencari kesenangan, jadi jangan dipaksakan jika ujung-ujungnya membawa kesengsaraan. Karena saya sempat memaksa ingin mendaki saat angin bertiup kencang., dan ia bersikeras tidak mau. Alhasil, tujuan kami mendaki baru kesampaian di akhir oktober. Tepatnya tanggal 30 Oktober.
Saya bukan tipikal orang yang berfeeling kuat, prinsip saya hanya percaya bahwa jika kita ingin dan fokus, kita bisa mendapatkannya. Setelah rencana disiapkan, hal yang bisa saya lakukan hanya percaya dan berharap bahwa pendakian ini benar-benar bisa terwujud. Karena sempat Ibunya Kak Budi melarang kami naik gunung, alasannya bukan karena kami berencana hanya naik berdua, melainkan karena di Pura Ulundanu Batur baru saja menyelesaikan Odalan. Kontan saya cemas, saya takut jika kami tidak bisa naik tanggal itu. Namun Kak Budi hanya berkata, kita bisa naik sayang. Pasti bisa.
Keesokan harinya dengan modal nekat dan seluruh perlengkapan di jok belakang mobil, kami berangkat menuju Batur. Waktu menunjukkan pukul 05.30 dan kami sempat sarapan di KFC Sanur untuk mengisi perut sebelum naik nanti.
KFC Sanur |
Ternyata, kepercayaan saya kembali diuji. Ketika di perjalanan, kami baru menginjak tampaksiring, tiba-tiba hujan lebat mengguyur. Tuhan, apakah saya masih bisa mendaki Batur ? Hanya kalimat itu yang terngiang di pikiran saya yang tidak karuan. Kak Budi pun hanya berkata, kalau nanti masih hujan, tunggu reda dulu, baru kita naik. Sayapun tenggelam dalam doa dan pikiran saya. Saya hanya ingin mendaki Batur Tuhan, hanya itu.
Tuhan pun memberkati, sesampainya saya di Pura Ulundanu Batur, ternyata rangkaian 'karya' di Pura tersebut telah usai dan saya bisa mendaki. Terlebih, hujan hanya turun sangat tipis. Saya pun bersemangat dan berkata pada diri saya, saya pasti bisa mendaki Gunung Batur hari ini.
Pendakian pun dipersiapkan dengan diawali persembahyangan di Pura Ulundanu Batur, kemudian di Pura Jati yang terletak di kompleks starting point tempat kami akan mengawali pendakian.
Kejadian lain pun terjadi di Pura Jati, setelah kami bersembahyang di Pura tersebut, tiba-tiba saya tersandung dan nyaris jatuh. Oke, untung baru nyaris, tapi naas, kaki kiri saya terluka dan berdarah.
Tuhan, saya masih ingin mendaki. Kalimat itu kembali terngiang. Akhirnya Kak Budi mencarikan saya plester dan saya pun membersihkan luka tersebut dan membalutnya dengan seksama supaya nanti saat mendaki tidak terkena pasir.
Baiklah, kami pasangan Super Nekat ini siap mendaki Batur. Sebelum berangkat, kami membawa payung. Niat awal buat jaga-jaga kalo hujan, supaya bisa jongkok dibawah payung. Tapi kemudian, sang payung pun berubah fungsi menjadi tongkat. Setelah melapor dan mengatakan bahwa Kak Budi sudah hafal trek di Batur, kami berangkat. 8.50 wita waktu kaki Gunung Batur.
Lets GO ! |
Yuhuuu |
Perjalanan kami dihiasi dengan jeprat-jepret foto.. Karena kami santai dan nggak terburu-buru (Sunrise udah nongol daritadi) jadinya kami bener-bener menikmati setiap momen perjalanan kami.
The Cemara Bombs.. :) |
Cemara Bombs adalah permainan Kak Budi ketika mendaki Batur. Di Batur banyak bertebaran biji
Payung aka Tongkat :) |
Cheers,, even its still long way to go.. :) |
Perjalanan kami lakukan perlahan-lahan. Kemudian kami sampai si sebuah Tugu, dan kami pun menghaturkan canang dan bersembahyang sejenak. Memohon kepada Sang Gunung agar perjalanan kami lancar hingga puncak dan kembalinya nanti.
Jangan percaya gambar ! Treknya ngga serem gini koq.. :) |
Di Suatu ketinggian :) |
Reunion with the track :) |
Tau siapa kameramennya ? Sang Gunung ! |
An Apple and A Smile ! Such a great couple.. |
What a sexy face, Budi.. :) |
Batur memang menyimpan pesona yang tak akan pernah kami lupakan. Ini pendakian kedua saya ke Batur, pertama kali saya mendaki Sang Gunung adalah saat saya masih SMA kelas 2 tahun 2006. Sedangkan Kak Budi, mungkin ini adalah pertemuan dengan 'kawan lama' nya. Saat SMA-Kuliah, sudah belasan kali ia mendaki Sang Gunung. This is such a rendezvous for us.. :)
Karena kami hanya berdua, kami percayakan pada Sang Gunung yang memotret, he he he. Maksudnya, kami letakkan kameranya di salah satu bagian Gunung, lalu mengatur timer dan blitz ! Got te photo.. :)
Finallyyy,, kami sampai di kaldera.. disini kami bercerita-cerita sama seorang ibu yang jaga warung. Dia bener2 sendirian diatas, maksud saya yaa sendiri. Karena saat saya sampai kaldera, hanya ada 3 manusia disana. Saya, Kak Budi, dan Ibu penjaga warung.
Trus kami makan SARIMIE yang nggak tau jaman kapan saya terakhir kali makan. Ternyata mienya ENAKKK banget.. Entah karena si Ibu penjual nambahin bawang dan beberapa bahan lain, atau karena makannya diatas gunung pas capek.
Warung Sarimie\ |
SESSION FINALE nya adalah of course Puncak Gunung.
Sebenernya saya setuju banget dengan kalimat, Puncak Gunung adalah tujuan, tapi yang paling dikenang justru selama perjalanannya.
Puncak Gunungnya indaaaaaaah banget,, tapi justru karena perjalanan menuju puncak gunungnya yang musti nanjak banget ituu, yang bikin Puncak Batur menjadi lebih indah.
Sedikit pesan saat mendaki batur adalah, bawalah hawa positif dan pikiran positif saat mendaki. Karena itu bisa meringankan beban mendaki.
Salam Sayang dari Gunung Batur,
Budi & Gunggek
Saturday, November 12, 2011
H-2
its H-2 from the celebration of our 2nd anniversary..
i'm so excited waiting for that day..
because i wanna make wishes for our relationship..
hope, we will last forever as a sweet and happy couple.. :)
swaha..
"jantung hatiku, kuletakkan di jantung hatimu..."
Just for you I Nyoman Budi Permadi.. :)
i'm so excited waiting for that day..
because i wanna make wishes for our relationship..
hope, we will last forever as a sweet and happy couple.. :)
swaha..
"jantung hatiku, kuletakkan di jantung hatimu..."
Just for you I Nyoman Budi Permadi.. :)
Thursday, October 6, 2011
You Speak, I Judge !
Ini postingan yang isinya adalah separo curhatan dan separo kata-kata random yang keluar dari otak saya.
Pernahkah anda berada di suatu keadaan dimana orang-orang di sekeliling anda sedang membicarakan orang lain ? *tanpa memungkiri kenyataan, saya pernah, tidak hanya mengalaminya, tapi juga jadi pelakunya*
Saat dimana orang-orang melemparkan selentingan dan pernyataan tentang seseorang entah yang mereka sukai atau tidak mereka sukai. Awalnya terasa menyenangkan ikut dalam gelombang pembicaraan tentang orang lain itu, karena terkadang apa yang mereka bicarakan memang benar adanya menurut pertimbangan ataupun pandangan pribadi saya.
Namun hal menjadi berubah, ketika suatu saat mereka membicarakan seorang perempuan yang cukup terkenal di lingkungannya. Saya mengenalnya, dan saya rasa perempuan itu juga mengenal saya. Saya hanya memiliki sedikit penilaian tentang perempuan itu, karena memang, saya jarang berinteraksi dengannya.
Cerita pun dimulai, mereka mulai melemparkan kata-kata seperti bola bilyard yang memantul-mantul di mejanya. Dari yang baik hingga yang kurang baik mengenai perempuan itu disebutkan satu persatu. Dari ekspresi tersenyum, kagum, hingga akhirnya membuncah senyum sinis dan tatapan kurang menyukai dari peserta pembicaraan.
Pikiran saya tergugah, karena mendadak ada masukan penilaian baru dari orang-orang disekitar saya yang mungkin lebih sering berinteraksi dengan perempuan itu. Pandangan saya goyah, apakah benar hal-hal yang mereka katakan barusan. Apakah benar perempuan itu seperti ini itu yang mereka katakan. *mereka tidak mengatakan hal yang sangat sangat buruk,, tp saya hanya meragukan perkataan mereka*. Tapi untuk menghormati mereka, saya hanya diam dan sesekali melempar senyum pada mereka.
Hal pun berubah ketika saya harus berinteraksi langsung dengan perempuan itu. Hal yang terpikir di otak saya hanya satu, membuktikan dan men'tera' ulang pandangan saya terhadap perempuan itu. Saya mulai mengobrol, bercanda, bahkan cukup banyak aktifitas yang saya lakukan dengan perempuan itu *ehem,, dalam konteks positif*. lalu saya mulai melihat titik terang dan jalan tengah dari kabut kebingungan saya ini. ternyata, mereka hanya sedikit salah paham dan merasakan kecemburuan sosial karena si perempuan memang merupakan "girl on the spot lite" yang disoroti oleh semua orang.
Nilai positif yang bisa saya ambil dari narasi saya barusan adalah, terkadang manusia begitu mudah mengubah pandangannya terhadap sesuatu ataupun seseorang karena telah dicampuri oleh pandangan ataupun opini orang lain.
Kita hidup di dunia ini memang sebagai makhluk sosial yang berbagi kehidupan dan tempat untuk tinggal. Namun manusia juga memiliki nilai kehidupan individu yang tidak boleh dipungkiri. Hak dan keputusan tertinggi akan pandangan ataupun pemikiran diri kita sendiri, hanya diri kita yang bisa membentuk, mengatur, maupun mengubahnya. Jangan biarkan pemikiran atau pandangan orang lain dengan mudahnya mempengaruhi atau bahkan mengubah sudut pandang kita.
Sah saja jika kita mendengar nasihat atau pandangan dan pengalaman hidup orang lain terhadap sesuatu maupun seseorang (apalagi orang tua kita) karena itu akan menambah wawasan kita. Tapi ingat, kita lah diri kita. Kita lah yang memegang kendali tertinggi atas apa yang ada di diri kita. Dan saya pribadi, sesuai dengan judul dari postingan ini, memilih untuk mendengarkan semua perkataan orang, namun memilih perkataan mana yang bisa saya serap.
Karena ibaratnya, saya akan lebih mudah menentukan rasa durian itu enak / tidak dengan pengalaman saya merasakannya sendiri. Bukan dari pandangan orang lain tentang pengalaman mereka makan durian.
Thats why YOU MAY SPEAK as much as you can, but its always BACK TO MY SELF TO JUDGE everything..
Have a good choices all..
Regards,
Gunggek Diah Setyarini
Sunday, September 11, 2011
Pilihan Mereka
Okee,, ini note adalah tentang bagaimana menghargai dan menghormati pilihan" yang telah dibuat orang lain di sekitar kita dan [mungkin] bisa menambah kebijaksanaan dalam diri kita..
*nggak bermaksud menggurui,, hanya membagikan celotehan yang semoga bisa membantu*
Pertama, Sadarilah bahwa di dunia ini kita hidup bersama".. Berbagi dunia,, berbagi kehidupan,, berbagi tempat tinggal,, bahkan berbagi makanan..
Semua orang di dunia punya tipikal, sifat, dan karakter masing".. Hal itu bisa dilihat dari pilihan" mereka dalam menjalani dan menyikapi kehidupan.. dalam skaLa yang lebih sederhana, bagaimana seseorang menyikapi suatu kejadian atau permasalahan dalam hidup, bisa mengungkap karakter mereka..
ada yang pendiam, cerewet, tomboy, feminim, macho, melambai, keras kepala, plin plan, pengertian, diplomatis, berwibawa, alay, lebay, katrok, stylish, kuno, serius, doyan bercanda, suka ngomongin orang, suka nusuk dari belakang, doyan dandan, males mandi, bla bla bla..
dan banyak lagi karakteristik manusia lainnya..
kita bahas beberapa aja..
1. saat orang lain melakukan sesuatu yang sebenernya ngga kita suka [mungkin lebih tepatnya bersebrangan dengan tipikal kita,, contoh : kita tipikal orang yang lebih suka menyimpan permasalahan kita dengan pacar tapi teman kita ada yang suka mengumbar dan bercerita kemana" tentang permasalahannya itu] secara spontan kita akan mengomentari tindakan orang tersebut. yang perlu digarisbawahi disini adalah : itu pilihan mereka untuk menjadi orang yang introvert [tertutup] atau extrovert [terbuka] terhadap apa yang sedang dialami mereka. semasih kita tidak dirugikan, sebaiknya kita tidak usah mengomentari.. boleh saja mengomentari, tapi jika kita berlarut" mengomentari, yang ada kita malah ngegosipin dan ngomongin orang dibelakangnya.. bukan sikap yang baik..
2. saat ada orang lain yang memiliki style yang berbeda dari kita [mereka gayanya alay atau ababil sedangkan kita bergaya lebih santai dan cenderung simpel] pasti ada yang muLai berkomentar "aaahhh,, apaan tu gaya rambutnya, kayak kangen band, katrok, bajunya alay, dll dsb dst.. liat kita donk,, santai dan simpel" kembali menggarisbawahi : itu pilihan mereka.. terserah mereka mau bergaya apa, yang penting mereka nyaman, mereka pede dan tidak merugikan kita. boleh aja komentar, tapi jika komentarnya kayak tadi, itu adalah awalan untuk meluncurkan kata" lain yang bernada menghujat dan itu bukan sikap yang baik..
3. saat ada yang ngomongin kita di belakang kita atas perilaku, sikap, tindakan atau style kita.. okee,, disini saya memposisikan kita sebagai objek yang menjadi pembicaraan.. kembali ke kalimat : itu pilihan mereka. dan ini pilihan kita.. saat kita sudah merasa nyaman berprilaku, bersikap, bergaya (ingaatt,, asal tidak merugikan orang lain, misal : nabok orang. walopun kita nyaman,, tapi itu jelas merugikan orang yang kita tabok) tapi mereka tetep membicarakan kita dibelakang,, ya sudah,, biarkan saja.. itu pilihan mereka untuk berbicara dibelakang kita.. kita nggak bisa memaksa mereka untuk tidak membicarakan kita karena mereka punya hak dan pilihan untuk melakukan itu.. selama mereka nggak menebar fitnah,, ya sudah.. kita yang sabar.. lebih baik kita memilih untuk diam dan berlalu bak anjing menggonggong khafilah berlalu.. akan lebih baik koq perasaan kita dibanding kita balik membicarakan mereka dan mulai lebay akibat merasa dendam dan akan melebih"kan materi pembicaraan,, dan itu bukan sikap yang baik..
terdengar berlawanan ? memang itu salah satu jalan untuk menjadi lebih sabar dan bijaksana menyikapi tipikal dan karakter orang lain..
mungkin saya terdengar sok bijak,, dan belum bisa menerapkan hal ini 100% (karena terkadang saya tetap mengeluh dan menggerutu) tapi saat saya menerapkan jurus :ITU PILIHAN MEREKA DAN SAYA TIDAK RUGI,, saya selalu mendapat tambahan kesabaran dalam menyikapi orang..
terakhir,, walopun di note ini di 3 poin diatas saya mengakhirinya dengan kalimat "bukan sikap yang baik",, saya tetap menghargai orang yang tetap memilih untuk bersikap tidak baik, karena kembali ke asas : IPMDSTR aliasITU PILIHAN MEREKA DAN SAYA TIDAK RUGI, yaa sudah.. kita tidak bisa apa" saat seseorang sudah memutuskan sesuatu untuk dirinya karena itu hak mereka..
tidak ada manusia yang sempurna,, tidak ada note yang sempurna,,
maaf kalo ada salah" kata..
dan maaf kalo saya masih terkadang (atau sering) memilih untuk bersikap yang kurang menyenangkan di mata anda yang mungkin membaca note ini,, karena kata pacar saya : kita adalah manusia biasa yang nggak mungkin bisa membahagiakan semua orang setiap saat..
jadi mohon dimaafkan dan dimaklumi segala pilihan sikap, perilaku, karakter, atau tindakan saya yang mungkin agak bersebrangan dengan tipikal anda..
saya tetap menghargai pilihan anda untuk mengomentari note ini dan diri saya..
karena itu PILIHAN ANDA..
make good choices all..
GBU..
Regards,
Gunggek Diah Setyarini
*nggak bermaksud menggurui,, hanya membagikan celotehan yang semoga bisa membantu*
Pertama, Sadarilah bahwa di dunia ini kita hidup bersama".. Berbagi dunia,, berbagi kehidupan,, berbagi tempat tinggal,, bahkan berbagi makanan..
Semua orang di dunia punya tipikal, sifat, dan karakter masing".. Hal itu bisa dilihat dari pilihan" mereka dalam menjalani dan menyikapi kehidupan.. dalam skaLa yang lebih sederhana, bagaimana seseorang menyikapi suatu kejadian atau permasalahan dalam hidup, bisa mengungkap karakter mereka..
ada yang pendiam, cerewet, tomboy, feminim, macho, melambai, keras kepala, plin plan, pengertian, diplomatis, berwibawa, alay, lebay, katrok, stylish, kuno, serius, doyan bercanda, suka ngomongin orang, suka nusuk dari belakang, doyan dandan, males mandi, bla bla bla..
dan banyak lagi karakteristik manusia lainnya..
kita bahas beberapa aja..
1. saat orang lain melakukan sesuatu yang sebenernya ngga kita suka [mungkin lebih tepatnya bersebrangan dengan tipikal kita,, contoh : kita tipikal orang yang lebih suka menyimpan permasalahan kita dengan pacar tapi teman kita ada yang suka mengumbar dan bercerita kemana" tentang permasalahannya itu] secara spontan kita akan mengomentari tindakan orang tersebut. yang perlu digarisbawahi disini adalah : itu pilihan mereka untuk menjadi orang yang introvert [tertutup] atau extrovert [terbuka] terhadap apa yang sedang dialami mereka. semasih kita tidak dirugikan, sebaiknya kita tidak usah mengomentari.. boleh saja mengomentari, tapi jika kita berlarut" mengomentari, yang ada kita malah ngegosipin dan ngomongin orang dibelakangnya.. bukan sikap yang baik..
2. saat ada orang lain yang memiliki style yang berbeda dari kita [mereka gayanya alay atau ababil sedangkan kita bergaya lebih santai dan cenderung simpel] pasti ada yang muLai berkomentar "aaahhh,, apaan tu gaya rambutnya, kayak kangen band, katrok, bajunya alay, dll dsb dst.. liat kita donk,, santai dan simpel" kembali menggarisbawahi : itu pilihan mereka.. terserah mereka mau bergaya apa, yang penting mereka nyaman, mereka pede dan tidak merugikan kita. boleh aja komentar, tapi jika komentarnya kayak tadi, itu adalah awalan untuk meluncurkan kata" lain yang bernada menghujat dan itu bukan sikap yang baik..
3. saat ada yang ngomongin kita di belakang kita atas perilaku, sikap, tindakan atau style kita.. okee,, disini saya memposisikan kita sebagai objek yang menjadi pembicaraan.. kembali ke kalimat : itu pilihan mereka. dan ini pilihan kita.. saat kita sudah merasa nyaman berprilaku, bersikap, bergaya (ingaatt,, asal tidak merugikan orang lain, misal : nabok orang. walopun kita nyaman,, tapi itu jelas merugikan orang yang kita tabok) tapi mereka tetep membicarakan kita dibelakang,, ya sudah,, biarkan saja.. itu pilihan mereka untuk berbicara dibelakang kita.. kita nggak bisa memaksa mereka untuk tidak membicarakan kita karena mereka punya hak dan pilihan untuk melakukan itu.. selama mereka nggak menebar fitnah,, ya sudah.. kita yang sabar.. lebih baik kita memilih untuk diam dan berlalu bak anjing menggonggong khafilah berlalu.. akan lebih baik koq perasaan kita dibanding kita balik membicarakan mereka dan mulai lebay akibat merasa dendam dan akan melebih"kan materi pembicaraan,, dan itu bukan sikap yang baik..
terdengar berlawanan ? memang itu salah satu jalan untuk menjadi lebih sabar dan bijaksana menyikapi tipikal dan karakter orang lain..
mungkin saya terdengar sok bijak,, dan belum bisa menerapkan hal ini 100% (karena terkadang saya tetap mengeluh dan menggerutu) tapi saat saya menerapkan jurus :ITU PILIHAN MEREKA DAN SAYA TIDAK RUGI,, saya selalu mendapat tambahan kesabaran dalam menyikapi orang..
terakhir,, walopun di note ini di 3 poin diatas saya mengakhirinya dengan kalimat "bukan sikap yang baik",, saya tetap menghargai orang yang tetap memilih untuk bersikap tidak baik, karena kembali ke asas : IPMDSTR aliasITU PILIHAN MEREKA DAN SAYA TIDAK RUGI, yaa sudah.. kita tidak bisa apa" saat seseorang sudah memutuskan sesuatu untuk dirinya karena itu hak mereka..
tidak ada manusia yang sempurna,, tidak ada note yang sempurna,,
maaf kalo ada salah" kata..
dan maaf kalo saya masih terkadang (atau sering) memilih untuk bersikap yang kurang menyenangkan di mata anda yang mungkin membaca note ini,, karena kata pacar saya : kita adalah manusia biasa yang nggak mungkin bisa membahagiakan semua orang setiap saat..
jadi mohon dimaafkan dan dimaklumi segala pilihan sikap, perilaku, karakter, atau tindakan saya yang mungkin agak bersebrangan dengan tipikal anda..
saya tetap menghargai pilihan anda untuk mengomentari note ini dan diri saya..
karena itu PILIHAN ANDA..
make good choices all..
GBU..
Regards,
Gunggek Diah Setyarini
Friday, August 19, 2011
Salam Hangat dari Saya
Selamat Sore blogger !
Ini adalah postingan pertama saya di blog saya yang ini (ada blog lain kok, tapi mau nutup yang satunya lagi)..
Have an enjoying fantasy of reading my post everybody.. :))
Nama saya I Gusti Agung Ayu Diah Setyarini Eka Putri
seorang gadis biasa, hanya gadis biasa yang lahir di kota kecil bernama Singaraja di Bali utara.
Seorang gadis yang memiliki pemikiran random yang sedikit rumit, namun berpenampilan standar-standar aja.. :))
Sekian tentang saya, semoga bisa memahami saya lebih dalam melalui tulisan-tulisan saya berikutnya..
Trimakasih :))
Ini adalah postingan pertama saya di blog saya yang ini (ada blog lain kok, tapi mau nutup yang satunya lagi)..
Have an enjoying fantasy of reading my post everybody.. :))
Nama saya I Gusti Agung Ayu Diah Setyarini Eka Putri
seorang gadis biasa, hanya gadis biasa yang lahir di kota kecil bernama Singaraja di Bali utara.
Seorang gadis yang memiliki pemikiran random yang sedikit rumit, namun berpenampilan standar-standar aja.. :))
Sekian tentang saya, semoga bisa memahami saya lebih dalam melalui tulisan-tulisan saya berikutnya..
Trimakasih :))
Subscribe to:
Posts (Atom)