Thursday, April 19, 2012

Dia, Teman Saya

Well, berbicara tentang teman, saya yakin semua orang pasti punya segudang kata-kata dan interpretasi untuk mendeskripsikan satu kata itu. Ada yang mengatakan teman adalah belahan jiwa yang selalu ada buat kita, ada yang mengatakan teman itu layaknya saudara yang terkadang bisa bertengkar, tapi berbaikan lagi, tapi bertengkar lagi (well, ababil jaman sekarang #ups). Tapi apapun definisi tentang teman, saya punya satu teman yang bisa dikategorikan sebagai teman "pionir" alias teman pertama saya yang saya kenal saat saya baru masuk kelas 1 SD di SD LAB Undiksha Singaraja.

Ceritanya sangat panjang jika saya harus me"reka ulang" cerita-cerita dan kegilaan saya bersamanya. Intinya saat kami SD kami sekelas selama 6 tahun, kami adalah dua orang yang sangat bersaing di kelas di bidang akademik, namun sangat bersahabat diluar kelas, memiliki aktivitas les yang sama dengan jadwal yang sama, serta memiliki kegemaran yang sama akan film India. he he he,..

Memasuki masa SMP, pertemanan kami sedikit merenggang. Alasannya bukan karena kami bermasalah satu sama lain. Tapi lebih karena kami berdua adalah dua pribadi yang sedang memasuki masa transisi kehidupan yang menemui dunia dan lingkungan baru dan mempelajari setiap detil hal-hal baru yang terjadi dalam hidup kami. Sehingga kami menemukan teman-teman baru yang pada saat itu kami rasa lebih membuat kami nyaman. Tapi, kami tetap berteman baik, walaupun tidak seintens dulu. Puncaknya saat kami SMP, adalah ketika salah satu sahabat nya menyukai seorang cowok tapi cowok itu malah suka saya. Dia bilang saya kurang tegas dalam menghadapi cowok itu, bahasa kerennya malu tapi mau atau menggantung gitu deh. Dia menganggap saya menyakiti sahabatnya yang sangat menyukai cowok itu. Well, hubungan kami merenggang dan kami mulai memasuki kehidupan SMA, tapi kami tetap berteman.

Saat SMA kehidupan kami berubah total. Kami sama-sama punya pacar dan kerenggangan kami menyurut karena pacarnya (well, sekarang sudah mantan) itu tetangga saya. Otomatis kadang-kadang dia nongol dirumah saya saat nganggurin pacarnya dulu. SMA kami sangat menikmati masa-masa kami pacaran, berkumpul bersama sahabat kami masing-masing, menjalani kehidupan ABG yang indah dan penuh impian. Hingga SMA, ternyata kami tetap berteman.

Memasuki dunia perkuliahan, kami terpisah fakultas namun masih dalam satu universitas yang sama. Kami sangat sibuk dengan urusan kuliah sehingga terkadang lost contact untuk beberapa saat. Namun memasuki semester akhir kuliah kami, kami mulai dekat kembali. Awalnya dari saling mengunjungi, menginap, curhat, hingga kami mengingat dan mengenang kembali masa-masa pertemanan kami yang sudah berjalan belasan tahun. Semua kegilaan, kenorakan, dan aib masa lalu kami jadikan lelucon yang membuat kami tertawa tertiwi bak trio macan. Dan hari ini, 19 April 2012 saya semakin menyadari, kami memang bukan teman dekat yang selalu bisa kemana-mana bersama. Kami bukan geng BFF yang selalu berbagi segalanya, tapi satu hal yang selalu saya ingatkan pada diri saya adalah, Dia Teman Saya. Teman yang telah bersama saya baik jauh maupun dekat selama hampir 16 tahun. Dia yang sangat dekat dengan saya saat saya menceritakan seberapa jauh perkembangan hidup saya saat ini. Dia yang mau percaya pada saya akan semua cerita-cerita pribadinya. Dia yang sudah dianggap seperti anak sendiri oleh ayah saya.

Dia, Dian Saraswati, teman saya, sahabat saya, saudara saya yang selalu akan jadi bagian hidup saya.
Trimakasih atas segalanya.
Semoga pertemanan kita ini panjang sepanjang usia kita. :)

Love You..

Best Regards,
Gunggek Diah Setyarini

Wednesday, April 4, 2012

Gunung Abang, Doakan Kami Datang

Saya pingin sekali sepingin-pinginnya apapun juga buat mendaki Gunung Bulan ini.
Pilihannya jatuh ke Gunung Abang di Kabupaten Bangli.
Gunung ini deket banget ama Gunung yang terakhir saya daki sama Kak Budi yaitu Gunung Batur.
Semoga sekarang ini saya bisa mendaki sama Kak Budi and Team yaa.. :D
Astungkara.



Regards,

Gunggek Diah Setyarini